Rp 8 Triliun Mengalir Ke Mana?


 

Bisakah kalian membayangkan, seberapa banyak duit Rp 8 triliun atau Rp 8.000 miliar itu?

 

Kalau itu dipakai untuk sepakbola, bisa bangun satu stadion yang sangat bagus. Juga cukuplah untuk mengontrak Cristiano Ronaldo selama beberapa musim.

 

Buat timnas? Bisalah duit itu dipake buat ngadain laga uji coba vs Argentina sampai 114 kali! Siapa tahu, dari 114 pertandingan itu, kita menang sekali.. karena Lionel Messi-nya udah bosen.

 

Kalau itu untuk infrastruktur, duit Rp 8 triliun bisa digunakan untuk membangun 1600 kilometer jalan dengan kualitas yang lumayan bagus. Perhitungannya, per kilometer jalan dianggarkan Rp 5 miliar. Dengan duit segitu, @awbimax udah gak perlu koar-koar jalan di kampungnya yang kayak Dajjal itu. Gubernur Lampung  juga gak bakalan lagi jadi bahan rujakan netijen.

 

Terus, duit Rp 8 triliun juga bisa dipake buat nraktir 727 ribu warga Indonesia nonton Coldplay. Pake tiket termahal pula! Kalo kapasitas GBK-nya cuma 80 ribuan, suruh aja Coldplay manggung 10 hari 10 malam, sampe Ricky Martin tipes!

 

 

Jadi, Rp 8 triliun itu angka yang gede banget. Terutama buat kita-kita yang per bulannya cuma nerima gaji Rp 4 jutaan. Apalagi kalo gajinya kepotong pinjol beberapa puluh persennya. Belum lagi buat pijet sama nge-slot.

 

Rp 8 triliun, lebih tepatnya Rp 8,3 triliun menjadi nilai kerugian yang ditaksir BPK RI dari kasus korupsi BTS yang baru-baru ini menyeret Menkominfo Johnny G. Plate. Ngitungnya dari mana tuh?

 

Jadi, pemerintah punya proyek besar, pembangunan menara BTS atau Base Transceiver Station (BTS) 4G plus infrastrukturnya. Tujuannya agar internet bisa menjangkau hingga pelosok daerah. Total anggaran yang disiapkan Rp 28 triliun.

 

Dari jumlah itu, Rp 10 triliunnya udah cair buat bangun menara BTS antara 2020-2021. Tapi sampe tutup tahun 2021, proyeknya gak rampung, sehingga diperpanjang sampai Maret 2023.

 

Antara Desember 2021 sampai Maret 2023 harusnya ada 4.800 menara BTS yang dibangun. Tapi hanya 985 menara yang selesai. Itupun, sebagian besar belum bisa difungsikan.

 

Nah, dari BTS yang tidak fungsi, yang belum terbangun, mangkrak, dll, ketemulah angka Rp 8,3 triliun.

 

Dari kasus ini, Kejagung udah menetapkan enam tersangka. Mereka adalah Anang Achmad Latif (Dirut Bakti Kominfo), Mukti Ali (PT Huawei Tech Investment), Irwan Hermawan (Komisaris PT Solitech Media Sinergy), Galubang Menak (Dirut PT Mora), Yohan Suyanto (tenaga ahli HUDEV Universitas Indonesia), dan Johhny G. Plate.

 

Johnny G Plate sejauh ini masih menjadi satu-satunya politisi di lingkaran kasus korupsi BTS. Kejagung masih mendalami kasus ini buat mengetahui apakah duit korupsi itu mengalir ke pihak lain, termasuk ke politisi dan partai politik.

 

Nasdem udah menegaskan bahwa partai gak menerima sepeser pun dari proyek itu. Bahkan, Surya Paloh “menantang” Kejagung untuk membeber data aliran dana BTS itu se-transparan mungkin.

 

Selain temuan dari Kejagung, maupun BPK, untuk kasus seperti ini kita butuh “nyanyian” dari salah satu aktornya.

 

Dulu, kenapa ada banyak petinggi Demokrat yang terseret kasus Hambalang? Ya, karena nyanyian  M. Nazaruddin, tuan bendahara umum partai berlogo mercy.

 

Nazar-bukan King Nassar dengan begitu cool-nya mengungkapkan kemana saja duit korupsi Hambalang itu mengalir. Mulai dari anggota DPR, petinggi partai, sampai menteri. Memang, gak semuanya bisa dibuktikan di pengadilan, tapi nyanyian Nazaruddin udah cukup bikin heboh waktu itu.

 

Apakah di kasus korupsi BTS ini bakal ada yang nyanyi seperti Nazaruddin? Bisa jadi iya.. karena sebagai hooman, kita punya kecenderungan untuk mencari selamat sendiri-sendiri.

 

Atau, gak sedikit tipikal manusia-manusia yang gak pengen “masuk neraka” sendirian. Kalo bisa rame-rame, ngajak yang lainnya, kenapa enggak. “Gue kena, elu-elu-elu juga harus kena”

 

Atau..jangan-jangan yang mau “nyanyi” Pak Menterinya sendiri?

 

Hihihi.

 

 

 

Rp 8 Triliun Mengalir Ke Mana?

log in

Captcha!

reset password

Back to
log in
Choose A Format
Meme
Upload your own images to make custom memes