Tak ada yang abadi di dunia politik. Kecuali kepentingan.
Sekali lagi, di negara yang katanya demokratis ini, kita diajari bahwa dalam politik itu segalanya bisa terjadi. Dan perubahan itu nyata adanya.
Dulu teman, kini bisa jadi lawan. Dulu lawan, kini malah berkawan.
Fahri Hamzah, politisi ulung yang jadi panutan banyak orang memberi contoh ‘perubahan’ itu.
Dulu, Fahri begitu vokal. Pendapatnya amat ditunggu wartawan. Termasuk soal politik dinasti.
Mungkin, Anda masih ingat bahwa Fahri pernah ‘menyarankan’ pada Gibran Rakabuming agar tidak mengikuti jejak ayahnya. Atau tidak maju dalam pemilu. Karena itu bisa berimplikasi buruk pada reputasi ayahnya.
Tapi kini, kondisinya berbeda. Fahri bersama partai barunya, Gelora sudah menyatakan dukungannya pada Gibran untuk Pilkada Solo. Juga Bobby Nasution di Pilkada Medan.
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
Connect with us