Mungkin salah detergent. Ibarat mesin pembunuh, para pelaku bom bunuh diri di sejumlah titik seolah tak punya rasa takut untuk melakukan aksinya. Ironisnya, pelaku mengajak serta anak-anak mereka yang masih di bawah umur.
Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha) Azmi Syahputra menyebut bahwa para pelaku itu bukanlah otak dari serangkaian teror tersebut. Mereka adalah pion-pion yang digerakkan oleh orang lain.
Azmi menyebut, para bomber itu adalah korban cuci otak yang didoktrin sempit oleh pelaku utama. “Mereka ini orang-orang yang gagal dalam beradaptasi. Dimanfaatkan oleh si aktor intelektual,” ujar Azmi (rmol.co, 13/05/2018). Kalo menurut kalian gimana gaes? Apa pelaku sepenuhnya korban indoktrinasi semata? Atau ada kemungkinan lain yang memicu aksi nekat pelaku? @mufcartoon
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
Connect with us