Klub Setan


setan
Mantan Ketua MPR itu mengatakan, saat ini umat harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai.

Masih soal setan-setanan. Setahun jelang Pemilu 2019, suhu politik tanah air terpantik polemik dikotomi partai Allah dan partai setan. Adalah Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang mendikotomikan partai-partai politik di Indonesia jadi dua sisi. Hal itu diungkapkan Amien dalam tausiyah usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat 13 April. Mantan Ketua MPR itu mengatakan, saat ini umat harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai. Meski begitu, Amien menolak pernyataan tersebut dikaitkan dengan partai politik. “Jadi bukan partai, tapi cara berpikir. Cara berpikir yang untuk Allah dan yang diikuti oleh setan. Gelombang prosetan merugi, gelombang besar yang didikte kehendak Allah pasti menang.”Namun, dikotomi tersebut terlanjur menuai polemik. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PSI Danik Eka Rahmaningtias, sebagai politisi senior Amien Rais seharusnya menyampaikan petuah-petuah yang menyejukkan bagi masyarakat. “Sebagai tokoh sepuh bangsa, kami merindukan petuah sejuk dari mantan Ketua MPR dan tokoh reformasi tersebut,” ujar dia. Eka meyakini semua partai berniat berjuang untuk kebaikan bangsa dengan ideologi dan strategi yang tentu berbeda-beda. “Sangat tidak bijak untuk mengkategorikan ‘Partai Allah’ dan ‘Partai Setan’. Siapa yang tentukan, dan apa pembuktiannya?” ujar Eka. Terpisah, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, seorang pejabat, tokoh masyarakat atau tokoh bangsa harus bisa menjadi contoh baik dalam kehidupan berbangsa. Hal serupa juga berlaku dalam berpolitik. Sohibul menuturkan, sebutan partai Allah dan partai setan harusnya tidak keluar dari mulut seorang tokoh partai sekaliber Amien Rais. “Kalau secara fatsun (etika) mungkin sebutan itu tidak perlu lah ya,” kata Sohibul, Minggu (15/4/2018). Sohibul berpesan kepada semua kader PKS untuk selalu santun dalam berpolitik, baik dalam menyikapi perbedaan atau saat menyampaikan pendapat. Dia menambahkan, dalam menggaet pemilih, setiap kader juga diimbau tidak menghasut. “Buat para kader jangan jadi orang atau caleg yang suka menghasut dan untuk tujuan mengajak orang-orang untuk memilih dirinya,” imbuh Sohibul (Liputan6.com, 16/04/2018). Duh mimin kangen Gus Dur deh. Hehe @ngomikmaksa

Klub Setan

log in

Captcha!

reset password

Back to
log in