Sepertinya fenomena phobia simbolik ini semakin menjadi, dimana hingga menuju tahap librisida – ya, belakangan ini beredar isu bahwa perpustakaan nasional akan membakar buku-buku yang ‘katanya kiri. Mungkin negara ini begitu takut melihat rakyatnya pintar membaca dan membandingkan beberapa versi sejarah dengan logika? Entahlah..
Melihat kondisi ini sekiranya agak relevan apabila saya Mengutip beberapa bait sajak Wiji Thukul dengan kondisi saat ini :
bernafas panjanglah
dengan pemutar-balikan ini
mereka ingin sejarah dibaca bersih
bagaimana mungkin
jika mereka menulis dengan sobekan
daging
laras senapan
dan kubangan darah
baca kembali semuanya
dan bernafas panjanglah
bernafas panjanglah akal
bernafas panjanglah hati
bangun
dan bernafas panjanglah! ~
Connect with us