Kalau di jaman dulu, siswa hanya bisa diam ketika ada guru atau kepala sekolahnya yang galak, maka hal berbeda terjadi di masa sekarang. Sebab, siswa di jaman now tidak akan segan memberikan respon keras atas apa yang dianggapnya ‘tidak beres’. Itulah yang terjadi di SMA Negeri 2 Kota Malang, Kamis lalu (5/4). Kala itu, ratusan siswa menggelar aksi demonstrasi menuntut kepala sekolahnya, Dwi Retno mundur. Siswa menganggap bahwa sang kepala sekolah arogan dan sering mengucapkan kata tak pantas. Aksi demo itu membuat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengambil keputusan cepat. Yakni mencopot Dwi Retno dari posisinya sebagai kepala SMAN 2 Malang. Dinas lantas menunjuk Tri Suharno, kepala SMA Taruna Nala sebagai plt kepala SMAN 2 Malang (Detik.com, 05/04/2018). Nah mengajarkan demokrasi ya kaya gini. Mengutarakan pendapat, menyuarakan kritik, atau sekedar membiasakan diskusi sehat. Nah kalau ada generasi zaman old yang komen miring dan bilang “alah gitu aja ngeluh, lembek!” maklumin aja, tau dong zaman itu menyuarakan kritik konsekuensinya apa? Pokoknya salut deh sama keberaniannya. @mufcartoon
Biasakan Demo
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
You may also like
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
More From: Poliklitik
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
DON'T MISS
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
Connect with us