Mahar politik mungkin bukanlah hal yang baru dalam konteks pemilihan umum di tanah air. Namun belakangan, isu mahar politik memanas seiring pengakuan La Nyalla Mattalitti.
Belum lama ini, La Nyalla menyebut bahwa dirinya dimintai uang oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp 40 miliar
“Saya dimintai uang Rp 40 miliar. Uang saksi disuruh serahkan tanggal 20 Desember 2017, kalau tidak bisa saya tidak akan direkomendasi,” ujar La Nyalla seperti dikuti dari tribunnews.com, Kamis (11/1).
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah pengakuan La Nyalla itu. Fadli mengatakan, Prabowo tak pernah meminta uang sebesar Rp 40 miliar kepada La Nyalla.
Ia meyakini Prabowo hanya menanyakan kesiapan finasial La Nyalla untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Timur dari Gerindra. “Saya enggak tahu juga (Prabowo minta atau tidak). Mungkin menanyakan (kesiapan dana) iya,” kata Fadli.
Terlepas dari siapa yang benar, mahar politik bisa membawa efek yang buruk. Misalnya ketika calon kepala daerah mendapatkan uang itu dari orang lain atau ‘investor politik’. Kelak, para pemodal itu tentu mengharap imbal dari apa yang sudah ia keluarkan. @mufcartoon
Connect with us