Wah parah, malah diketawain. Sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta tertawa terbahak-bahak ketika mendengar penjelasan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Djafar Muchlisin soal perbedaan antara Taman Maju Bersama dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).Taman Maju Bersama merupakan program yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sementara, program RPTRA dicanangkan oleh mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan fungsi yang sama. Seorang anggota DPRD dari fraksi PDI Perjuangan Manuara Siahaan bertanya kepada Djafar tentang Taman Maju Bersama.
“Bisa Bapak jelaskan antara Taman Maju Bersama dengan RPTRA?” tanya dia.
Djafar menjawab, “Dari sisi sasaran, RPTRA terlihat bahwa itu ruang terbuka khusus untuk anak-anak. Tetapi kalau Taman Pintar dan Taman Maju Bersama itu untuk semua kalangan. Semua usia.”
“Kemudian, ada perlakuan berbeda di dalamnya. Di Taman Maju Bersama ini masyarakat berbagai unsur terlibat di dalamnya. Kegiatan-kegiatan ekonomi…”
Belum sempat Djafar menyelesaikan jawabannya, Manuara menyela.
“Sebentar, Pak. Bapak membedakan berdasarkan terminologi anak. Faktanya, RPTRA itu bukan hanya anak, ibunya ikut. Salah bapak membedakan itu. Tidak prinsip. Tidak mendasar,” ujarnya.
Djafar menimpali, “Itu salah satu, tetapi ada kegiatan lain di dalamnya termasuk kegiatan belajar mengajar di Taman Pintar.”
Mendengar jawaban Djafar, sejumlah anggota dewan tertawa. Suasana pun mulai gaduh.
Manuara kemudian terus mencecar Djafar, “RPTRA sekarang juga dilengkapi perpustakaan, bisa belajar juga. Apa bedanya?”
“Ya, betul prinsip, Pak. Penyebutan saja yang membedakan di dalamnya,” kata Djafar.
“Berarti hanya istilah, ya?,” ucap Manuara, diiringi tawa satu ruangan.
“Bisa Bapak jelaskan antara Taman Maju Bersama dengan RPTRA?” tanya dia.
Djafar menjawab, “Dari sisi sasaran, RPTRA terlihat bahwa itu ruang terbuka khusus untuk anak-anak. Tetapi kalau Taman Pintar dan Taman Maju Bersama itu untuk semua kalangan. Semua usia.”
“Kemudian, ada perlakuan berbeda di dalamnya. Di Taman Maju Bersama ini masyarakat berbagai unsur terlibat di dalamnya. Kegiatan-kegiatan ekonomi…”
Belum sempat Djafar menyelesaikan jawabannya, Manuara menyela.
“Sebentar, Pak. Bapak membedakan berdasarkan terminologi anak. Faktanya, RPTRA itu bukan hanya anak, ibunya ikut. Salah bapak membedakan itu. Tidak prinsip. Tidak mendasar,” ujarnya.
Djafar menimpali, “Itu salah satu, tetapi ada kegiatan lain di dalamnya termasuk kegiatan belajar mengajar di Taman Pintar.”
Mendengar jawaban Djafar, sejumlah anggota dewan tertawa. Suasana pun mulai gaduh.
Manuara kemudian terus mencecar Djafar, “RPTRA sekarang juga dilengkapi perpustakaan, bisa belajar juga. Apa bedanya?”
“Ya, betul prinsip, Pak. Penyebutan saja yang membedakan di dalamnya,” kata Djafar.
“Berarti hanya istilah, ya?,” ucap Manuara, diiringi tawa satu ruangan.
Anggota komisi D DPRD DKI lainnya, Bestari Barus, turut berkelakar atas taman itu. Menurutnya, tak ada perbedaan antara Taman Maju Bersama dan RPTRA kecuali penamaan.
“Itu perbedaannya antara saya dulu sekolah SMA, ponakan saya [sekolah di] SMU, anaknya kakak saya menjadi [sekolah di] SLTA. Samalah isinya anak sekolah semua,” selorohnya (CNN Indonesia, 04/04/2018).
“Itu perbedaannya antara saya dulu sekolah SMA, ponakan saya [sekolah di] SMU, anaknya kakak saya menjadi [sekolah di] SLTA. Samalah isinya anak sekolah semua,” selorohnya (CNN Indonesia, 04/04/2018).
Kurang elok rasanya menertawakan program kerja yang dibuat dengan kesungguhan hati demi kenyamanan masyarakat. Jangan ditertawakan gitu dong. Ini aja mimin sampe sakit perut buat berusaha nahan-nahan biar gak ketawa. @ngomikmaksa
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
Connect with us