Paus itu tidak punya kemampuan untuk mengeluh apalagi protes atas perbuatan manusia yang merusak kehidupannya. Bangkai Paus yang terdampar di perairan Wakatobi beberapa hari yang lalu harusnya bisa jadi pertanda sekaligu pengingat bahwa kondisi alam sudah semakin rusak akibat perbuatan manusia. Bayangkan, di dalam perut hewa nahas itu terdapat sampah plastik yang tidak sedikit jumlahnya, diperkirakan mencapai 5,9 kilogram. Sampah itu tidak muncul secara alami, benda-benda tersebut berada di lautan atas kelalaian kita sendiri. Mau sampai kapan alam jadi korban? Kita harusnya paham, bumi ini milik bersama dan kelestariannya menentukan nasib kita juga.
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
Connect with us