Kurikulum eSports


esport
esports bakal masuk kurikulum sekolah

POLIKLITIK – Zaman sudah berubah. Dua dekade lalu, orang tua akan dengan entengnya memarahi anaknya yang main game sampai berjam-jam. “Main game teroos! belajar sana! mau jadi apa?!”

Tapi kini, game tidak lagi menjadi media hiburan. Tapi sudah melangkah lebih jauh. Menjadi profesi yang menjanjikan. Bahkan, membuat pemainnya (atlet esports) tajir melintir.

Dikutip dari esports.id, Xepher menjadi atlet esports asal Indonesia terkaya saat ini. Xepher, yang tergabung dalam tim Dota 2 asal Korea Selatan, T1, disebut-sebut mengantongi pendapatan sekitar Rp 4,9 miliar dari keikutsertaannya di 36 turnamen.

Di bawah Xeper, ada Matthew Whitemon dengan pendapatan sekitar Rp 4,1 miliar.

Turnamen memang menjadi sumber terbesar bagi atlet esports. Tapi di bidang ini, ada banyak sumber pendapatan yang bisa diraih. Di antaranya menjadi streamer.

Dengan potensi yang begitu besar itu, esports tidak bisa lagi dianggap ‘main-main’. Dia layak disejajarkan dengan cabang olahraga lainnya.

Sejumlah sekolah bahkan sudah menjadikan esports sebagai salah satu mata pelajarannya. Ada pula yang masih ‘malu-malu’ dengan menjadikan esports sebagai ekstrakulikuler.

Namun, secara luas, esports tengah diperjuangkan untuk masuk dalam kurikulum pembelajaran di sekolah.

“Untuk masuk kurikulum, kami bekerjasama dengan Kemendikbud dan Kemenpra,” kata Ashadi Ang, Kabid Humas dan Komunikasi PBEsI (Pengurus Besar E-Sports Indonesia).

#AdminPoli

Kurikulum eSports

log in

Captcha!

reset password

Back to
log in