Ki Manteb Soedharsono: Dalang Setan Pancen Oye!


Generasi 90-an dan milenium awal hafal betul kebiasaan ayah mereka nonton tinju di Minggu pagi. Tapi hanya sebagian, mungkin, yang menyadari kondisi orangtua mereka sebenarnya kurang tidur. Dari pukul sembilan malam sampai Subuh menjelang, para orang tua dan orang muda khusyuk-asyik-anteng-gayeng di depan channel televisi bertajuk “Memang untuk Anda”.
Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk di stasiun televisi swasta itu bertahan cukup lama. Sejak sekitar 1995 sampai medio 2008 — perlahan menghilang. Saya dan ayah saya menyesalkannya. Kami nesu berkepanjangan. Hingga akhirnya, YouTube diinvasi oleh Ki Seno Nugroho yang tiap malam selalu tampil dengan gelak tawa. Juga Ki Bayu Aji Pamungkas dengan nuansa agak serius. Kedua nama ini adalah murid dari legenda hidup pedalangan: Ki Manteb Soedharsono.
Orang awam pasti mengenalinya lewat iklan. Dari obat sakit kepala sampai penambah stamina. Tapi kami, keluarga yang hidup dengan latar belakang budaya Jawa Tengah hingga Jawa Timur, memandangnya bukan sekadar bintang iklan berlabel “Pancen Oye” dan “Roso!”. Kami menanamkan sosoknya di dalam hati, memupuknya dengan memori dan kesadaran hidup sebagai orang Jawa — yang dikaruniai berjuta nilai luhur ajaran leluhur.
Julukan Dalang Setan pada dirimu bukan karena keburukanmu, Pak Manteb. Melainkan kiasan untuk menyebut skill sabetanmu yang bagai kesetanan itu. Gaya bicara dan guyonan kritikmu mungkin kuranglah sopan. Tapi hikmah kebijaksanaan yang kau ajarkan lebih mulia dibandingkan tingkah lucu para pemangku kekuasaan.
Sugeng tindak, Pak Haji Dalang.
Mugi-mugi slamet sak tekane swarga.
Riyadijoko Prastiyo

Ki Manteb Soedharsono: Dalang Setan Pancen Oye!

log in

Captcha!

reset password

Back to
log in