Ternyata untuk mendapat pendidikan, bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang. Puluhan siswa yang bertaruh nyawa berenang menyeberangi sungai untuk sekolah menjadi viral di media. Namun bukannya segera membuat solusi, pemerintah setempat malah menyalahkan warganya soal pembahasan anggaran. Hal ini terjadi saat pemerintah Desa Bonto Matinggi oleh DPRD Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, untuk mengklarifikasi persoalan jembatan yang telah dibangun namun tak kunjung rampung. Sekretaris Desa yang dulunya menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa, Saharuddin malah menyalahkan warga yang menurutnya tidak mau hadir saat pembahasan anggaran desa. “Itu kesalahan masyarakat yang tidak datang saat pembahasan anggaran. Itukan anggaran juga mau dibagi-bagi ke dusun lain berdasarkan usulan warga,” katanya saat ditemui di kantor DPRD Maros, Saharuddin, Rabu (Detik.com, 11/04/2018). Kira-kira sikap pemerintah model begitu udah bener belum? Hmmm agak aneh sih, sebab yang jadi korban itu anak sekolah yang tidak tahu urusan anggaran atau tetek bengek birokrasi. @coepanggoceng
Calah Cendele
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
You may also like
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
More From: Poliklitik
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
DON'T MISS
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
Connect with us