Setelah mendapatkan harta yang banyak dari hasil “begituan” di kota, Tedjo dengan wajah sumringah mudik ke kampung halaman. Di jemput oleh sahabat setia, Parno, menggunakan limosin bertenaga kuda, pak Tedjo dengan bangga menceritakan keadaannya saat ini yang telah jauh berbeda. Berbanding terbalik dengan Parno yang dari dulu hingga sekarang masih hidup dengan seadanya.
There are no ads set to this area or maximum limit of ads on a single page has been reached
Connect with us