Memisahkan sepakbola dari politik kayaknya jadi sesuatu yang mustahil, meski kampanye “Kick Politik Out of Football” udah digaungkan sejak lama.
Kali ini, Indonesia dalam posisi sulit sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Di satu sisi, Indonesia harus jadi tuan rumah yang baik, memfasilitasi tim-tim yang akan bertanding di sini. Tapi, keberadaan Israel sebagai salah satu kontestan memicu polemik di dalam negeri.
Muncul seruan boikot dari berbagai pihak/organisasi masyarakat. Boikot itu bisa dibilang sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina yang selama ini jadi sasaran invasi Israel.
Tapi, Indonesia udah kadung ditunjuk jadi tuan rumah. Beberapa opsi pun diambil.
Sempat muncul usulan laga-laga Israel di Piala Dunia U-20 sebaiknya digelar di Bali karena secara kultur dianggap lebih “netral”. Tapi belakangan, muncul penolakan dari Gubernur Bali.
Ada juga opsi lainnya, menggelar laga Israel di Singapura.
Tapi ya itu opsi yang lucu karena tuan rumahnya kan Indonesia.
Atas polemik ini, FIFA bisa jadi membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah. Gak menutup kemungkinan juga Indonesia kena banned.
Alasan FIFA sih, sepakbola harus dijauhkan dari politik.
Tapi, FIFA sendiri pake standar ganda.
Sebelumnya, mereka udah ngelarang Timnas Rusia dan klub-klub Rusia buat main di kompetisi/kejuaraan regional-internasional manapun. Gara-gara Invasi Rusia ke Ukraina yang sampai hari ini belum berakhir.
Kalo Rusia boleh diboikot, Israel juga?
Connect with us