
Mereka makhluk hidup, ciptaan alam semesta, memiliki ruh dan cinta kasih. Kita salahkan mereka yang berpenampilan indah, kita salahkan substans padahal bejat sudah menjadi tanduk yang selalu siap menyeruduk. Tanpa sadar, kita membuat undang-undang, yang mendukung bertindak semena-mena tanpa akal...

Nafsu bejat tidak mengenal situasi dan kondisi, bahkan jabatan. Seperti seorang kepala dusun Puli, Aceh Barat yang tega meperkosa warganya sendiri yang sudah bersuami. Yah masalah dosa nomer kesekian pikirnya, yang penting saya senang “adik” pun riang. (/kompas)